Minggu, 19 Juli 2009
Kado Terindah Dari-Nya
Senin, 13 Juli 2009
Mencari Harta karun
Nah games kali ini diadakan bersamaan waktunya dengan super camp taman gloria. Anak-anak jelas menyambutnya dengan penuh semangat.
begitu semangatnya mereka mencari petunjuk sampai blusukan ke tempat-tempat penuh duri pun dijabanin
Udah ketemu petunjuknya tapi duuh, sandi-nya musti di-crack dulu nih
Naah ketemu deh rewardnya....
Sambil makan reward masih ada quiz...sambil kampanye (pilpres) terselubung :)
Ibu-ibu PKK yang lagi tugas posyandu tidak ketinggalan narsisnya
Sabtu, 11 Juli 2009
Liburan Murah Meriah
Selesai acara api unggun, anak-anak masih juga belum mau tidur, walaupun lampu-lampu penerangan sudah dimatikan, bahkan sampai bapak-bapak yang kena giliran jaga pada bertumbangan satu per satu. Lewat tengah malam kira-kira jam 2 mereka gelisah, ternyata....lapar...lapar...waduuh, ternyata nggak pada bisa tidur gara-gara kelaparan. Untuk ada si eMak, asistennya Caca yang sigap membuat nasi goreng dan ternyata habiss...licin tandas. Emang nikmat ya makan bersama-sama. Setelah itu barulah mereka tidur.
Selesai sarapan, barulah acara seru Mencari Harta Karun dimulai. Kemudian setelah itu kami tidak sempat mengikuti acara pembubaran Super Camp ini karena diburu waktu untuk datang di acara Blogshop Kompasiana di Sami Kuring.
Minggu, 05 Juli 2009
Why Me?
Usut punya usut setelah googling sana-sini ada jawaban yang mendekati kemiripan dengan kondisi saya, yaitu masalahnya ada di isp yang saya gunakan, selengkapnya bisa dibaca di sini. Nah, si pemilik blog ini sebenarnya juga sudah memberikan solusi, sempat saya coba tapi akhirnya desperate juga karena sama sekali nggak ngerti urusan proxy.
Sekarang dengan kondisi seperti sekarang ini kira-kira apa ya yang bisa saya lakukan untuk membangun jaringan dan menambah teman?
Minggu, 28 Juni 2009
Leadership Center
Kegiatan ini berawal dari keprihatinan kami akan kegiatan anak-anak di sekitar lingkungan rumah tanpa ada pengarahan dan bimbingan serta pendampingan dari orang tua (mungkin karena sibuk bekerja).
Selama ini yang sudah berjalan adalah kegiatan mentoring mingguan setiap malam ahad. Melalui mentoring ini anak-anak binaan kita refresh kembali memorinya tentang dasar-dasar agama Islam yang sudah mereka dapatkan di sekolah, selain juga penanaman akhlak dan karakter islami melalui metode bercerita/menonton film. Sejauh ini baru itu yang kami lakukan, ke depan kami juga ingin memberikan dasar-dasar organisasi dan kepemimpinan agar kelak mereka dapat tampil menjadi pemimpin yang sholeh dan dirindukan oleh umat.
Aktivitas lain yang juga kita lakukan di sini adalah olahraga bersama setiap hari ahad pagi dan terkadang berenang bersama. Satu agenda lagi akan dilaksanakan akhir pekan ini yaitu summer camp sabtu-ahad ini. semoga dengan acara ini rasa ukhuwah mereka akan lebih terjalin dan juga melatih mereka untuk melakukan ibadah tahajud di malam harinya.
YUM..YUM..YOGHURT
Belakangan saya jadi kepikiran, kalau yoghurt yang dibikin es mereka doyan nggak yah? apalagi kalau ditambah rasa buah pasti deh lebih yummy. Sehat lagi, dan bikin awet muda. Soal khasiat yoghurt nanti deh dibahas di postingan lain.
But It's been a long time since I've made my last yoghurt. Kayaknya harus R&D dulu deh buat nemu formulasi yang pas dengan selera anak-anak. Buat diproduksi massal cukup prospektif juga kayaknya. Ada yang mau joint bikin pabrik yoghurt?
sumber gambar : www.stuffinsunlimited.co.uk
Sabtu, 27 Juni 2009
Akhirussanah TKIT Bina Auladia
Tugas ini lumayan juga untuk anak usia 5 tahun, karena terjemahan Al Qur'an dalam bahasa Inggris tidaklah sama dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan sehari-hari.
Pada saat acara berlangsung, sempat terjadi kesalahan tulis di teks yang sudah disiapkan. Dan yang pertama kali menyadari kesalahan itu justru Syauqi. Hanya 1 kata yang salah tulis tetapi lumayan fatal karena menyangkut asmaul husna. Alhamdulillah menjelang naik ke panggung Syauqi melihatnya sehingga bisa segera diperbaiki.
Aku sendiri agak heran juga,ketika Syauqi bisa melihat perbedaan antara teks yang biasa untuk latihan dan yang sudah disiapkan sekolah. Padahal aku masih menganggap latihan dia belum dalam porsi yang cukup mengingat seminggu yang lalu dia masih asyik berlibur di kampung.
Over All, acara berlangsung sukses dan memuaskan. Thanks for the service ibu-ibu guru. Terima kasih karena telah mendidik Syauqi. Semoga tahun ajaran depan Syauqi semakin sholeh dan memiliki karakter yang islami.
Jumat, 26 Juni 2009
MARIANA DAN MARIONO
Dia hanya bisa duduk diam sesaat kala dia sedang kehabisan ide. Setelah menonton TV atau membaca buku beberapa menit, mulailah imajinasinya menari-nari di kepalanya dan kemudian siap kembali menjadi dalang bagi wayang-wayangnya. Kadang-kadang kalau didengarkan ceritanya memang tidak mengalir dalam satu plot,tapi melompat-lompat tidak karuan.
Kebiasaan mendongeng inilah yang kemudian dikagumi betul oleh Syauqi anak saya dan ditirunya. Bedanya Syauqi menggunakan kertas dan pensil sebagai media cerita. Jadi kalau dia sedang menggambar pasti seru karena mulutnya sambil bercerita tentang apa yang digambarnya.
Nah, Mbak A'yun ini memang tidak pandang lokasi dalam memainkan "wayang"nya, beberapa hari yang lalu saat berlibur di rumah Mbahnya, dan berada di pinggir kolam ikan dia terinspirasi kisah putri duyung di film dora yang bernama Mariana. Dia ingin Mariana punya teman, karena itu bertanyalah ia pada sang ibunda, "siapa nama temannya Mariana ya Bu?" si Ibu yang ternyata juga kaya imajinasi langsung menjawab "Mariono aja" lhaa..kok temannya Mariana jebule wong jowo.........
Akhirnya kisah Mariana dan Mariono pun bergulir di pinggir kolam ikan. Hasilnya? tentu saja becek dimana-mana gara-gara mereka berdua sangat hobi berenang dan membuat kue dari pakan ikan yang direndam air. sayang saya tidak sempat merekam aksi Mbak A'yun saat mendongeng karena kameranya tertinggal di Cikarang. Tapi mungkin foto di bawah bisa mewakili tentang betapa hebohnya kalau ada beliau.
Selasa, 23 Juni 2009
Sepinyaa....
Sepi..., yah anak-anaku lagi berlibur di rumah Mbahnya di kampung. Biasanya pagi-pagi si Kecil Rully dari tempat tidurnya teriak-teriak "Ayaaah ...Ayaaah cini...", karena melihat ayahnya udah kabur ke dapur bantuin istri tercinta,then she said "cucu...Yah"(maksudnya Ayah ke sini,bikinin susu donk, *mode Bossy: ON*) OK Bos kecil, susu siap dalam sekejap.
Terus, Kakaknya yang bangun tidur bukan terus mandi tapi nonton DVD Power Ranger kesayangannya, jadi sasaran bikin rame suasana rumah (baca: bikin istri mulai "bernyanyi" menyuruh si kakak mandi).
Tapi Pagi ini suasana bener2 sepi..., tapi alhamdulillah masih ada istri jadi nda terlalu boring
Ternyata begini rasanya kalo nda ada anak-anak yah, siap2 aza nih Bu kalo pas anak2 ntar nyantri ke luar kota semua, bakalan sepi...:)
Senin, 22 Juni 2009
We're a Happy Family
Dari sejak awal pernikahan, kami sudah berazzam untuk menjadikan pernikahan ini dilimpahi barokah Allah dan diiringi doa kepada ilahi robbi yang tiada putus kami panjatkan hingga kini, Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imaama. Sinergi potensi dari kami berdua semoga bisa melahirkan generasi-generasi muslim yang tangguh dan menjadi pemimpin bagi umat.
Here we are :
Iman Triswahyudin, sarjana ITB yang kesasar di Cikarang, a very happy father of two children.
Kesibukan sekarang ini masih jadi orang gajian, obsesi saya suatu saat nanti bisa jadi TDA yang menebar rahmat dan manfaat bagi semua.
Ratnaningsih Hidayati, my beloved wife. Magister pertanian UGM yang saat ini memutuskan untuk menjadi full time mom bagi 2 buah hatinya. Obsesinya sebenarnya adalah menjadi seorang pengajar.
Muhamad Syauqi Al Fatih, putra pertama kami. lahir tanggal 13 Mei 2004, saat ini masih belajar di TKIT Bina Auladia. Hobinya ikut lomba, apalagi kalau dapat piala. Alhamdulillah sudah 2x dapat nomer di lomba tahfidz. Senang belajar hal-hal baru, seperti anak-anak lainnya hobinya adalah bermain.
Nurul Fathya Mumtaz, putri kedua kami. Lahir tanggal 23 Oktober 2006. Insya Allah bulan Juli nanti mulai belajar di Islamic Playgroup Little Muslim di depan rumah kami. Mulai suka menjelajah lingkungan di luar rumah, membentuk komunitas dengan teman-teman mainnya (walaupun permainannya masih soliter). Sudah berani lho berlibur di rumah Mbahnya tanpa ada ayah dan ibunya
Anak Kita dan Zaman
“Wah sudah besar, ya anakmu?” apa yang kita rasakan ketika mendengar sapaan itu. Bangga? Rata-rata demikian. Setiap orang tua akan bangga ketika disapa demikian. Anakku sudah besar, pikir kita.
Tapi pernahkah kita tersentak mendengar sapaan itu, ?anakku sudah besar?’ Ya anakmu sudah besar. Sudah bertambah usianya. Dan apa saja yang telah engkau berikan kepada anakmu sepanjang usianya? Tahukah kau peristiwa apa saja yang telah terjadi sepanjang usianya? Ketika ia tertawa bahagia, mendapatkan momen yang membungakan perasaannya, hadirkah engkau di sana, turut tertawa bahagia bersamanya? Dan ketika ia meneteskan air mata duka karena kecewa dan hatinya luka, apakah engkau ada di sisinya? Engkau jadikan dadamu sebagai tumpahan air matanya? Dan engkau usap rambutnya yang halus agar ia tahu bahwa ia tak menangis sendirian, bahwa engkau ada bersamanya? Berempati merasakan duka dengannya. Seberapa sering itu kau lakukan?
Tahukah engkau dengan siapa saja ia bermain? Apa yang ia mainkan? Ataukah kau hanya berkutat dengan duniamu sendiri dan merasa anakmu akan baik-baik saja?
Dan tahu-tahu, anakmu sudah bertambah besar, bertambah usianya, dan kau tak akan bisa lagi mendampinginya.
Anak kita adalah anak zaman. Ia tumbuh seiring pertumbuhan zaman, dan usianya mengikuti zaman. Tapi kita, orang tua, semestinya menjadi guide baginya mengikuti zaman. Kita harus bisa menjadi rembulan yang bersinar terang bagi anak-anak kita di zaman yang serba gulita. Ketika anak-anak kita menatap ke angkasa mereka merasa akan baik-baik saja, karena ayah bundanya selalu bersama mereka. Kalaupun tak bisa senantiasa bersama, tapi cahayanya, ajarannya, ada dekat dengan mereka.
Tapi sadarkah bahwa orang tua sering ?merampas’ kebersamaan itu? Kesibukan kita mencari nafkah, aktualisasi diri kita, jadi alasan untuk membuang kesempatan emas kita untuk bersama mereka. Lalu kita percayakan anak-anak kita pada orang lain, pengasuh, playgroup, sekolah-sekolah unggulan, dan teman-teman mereka. Maaf, ini bukan saja pemikiran para eksekutif dan kaum karir, tapi tak sedikit pasangan suami-istri pegiat dakwah yang berpikiran demikian.
Sebagian orang tua malah percaya bahwa jika orang tua terus mendampingi anak maka akan melemahkan mental anak. Lebih baik jika diasuh oleh orang lain dan dibiarkan main sesuka mereka.
Masya Allah, lupakah mereka dengan pesan Nabi saw. “Al waladu lil firasy - anak adalah milik orang tua.” Dan bukankah orang tua yang menentukan keyahudian, kenasranian dan kemajusian anak-anak mereka?
Dan, tahu-tahu anakmu sudah besar. Kau sudah tak bisa lagi mendampingi mereka, mereka pun berpaling darimu. Apakah kau akan bangga atau malu?
[diambil dari Tabloid KELUARGA, edisi 01, 2008]Minggu, 21 Juni 2009
My Little Heaven
Ketika pertama kali menjadi penghuni Taman Gloria, betapa bersyukurnya saya. Lingkungan masih relatif asri, aman untuk bermain anak kami dan yang lebih membuat saya bersemangat untuk tinggal di sini adalah adanya mushola kecil di lahan fasos kami.
Seiring berlalunya waktu, ketika anak-anak kami tumbuh besar kami tak terlalu risau ketika mereka ingin memuaskan rasa ingin tahunya di luar rumah, lingkungan yang relatif tertutup membuat lalu lintas kendaraan relatif jarang.
Memasuki musim panas tahun ini matahari terasa bersinar terik sekali. Taman Gloria sudah agak sedikit berubah penampakannya dibandingkan dengan dulu saat pertama saya menjadi penghuninya. Dahulu banyak sekali pohon kersen (ceri) yang lumayan rindang di sekitar fasos, karena satu dan lain hal warga banyak yang memutuskan untuk menebang pohon-pohon itu.
Sebenarnya saat saya diamanahi sebagai ketua RT, kami sudah menanam bibit pohon bintaro pemberian dari LPPM-C tapi belum juga bisa mengurangi teriknya matahari cikarang.
Mungkin memang kita harus menanam lebih banyak pohon lagi supaya cikarang baru benar-benar menjelma menjadi kota hijau